Senin, 11 November 2013

Flash back

Asslamualaikum Wr Wb

Ini adalah cerita gue yg masih amatir. Di buat di bulan september 2013 yang selalu tersimpan tanpa debu di dalam draft hee" ...
Ingin share aja soalnya ngakak pas pagi2 buka draft. 

Tepat di umur 18 tahun kurang 2 bulan, aku kehilangan seluruh semangat dan kepercayaan diriku. Hatiku remuk dan hancur. Hingga akhirnya aku mengikrarkan diriku untuk tidak jatuh cinta. Apa sih itu cinta-cintaan, huh  -,- Lelaki mana pula yang menyukai gadis layak bakteri e-coli (pendek, gemuk) ditambah si bintik kecil merah yang menghiasi wajahku. Sungguh aku sudah pasrah dalam masalah cinta dan asmara. Cintaku selalu saja tak terbalas. Pengabaian dari seseorang yang ku dambakan itu yo wis lumrah nggo aku. Masa remajaku tak seperti  masa remaja temanku yang lain yang menyandang gelar status “ Berpacaran”. Selama ini aku hanya menjadi ATC (Ahli Teori Cinta) dan pendengar setia bagi mereka. Bukankah rasa suka sayang adalah anugerah dari sang maha Cinta. Manusiawi bukan? Yah bagiku cinta tak pernah adil dan tak ada bagi diriku seperti ini.
*****
MASA SMP Ku
Aku tumbuh sebagai gadis yang secara pysicly buruk. Keluargaku selalu memanggilku dengan panggilan ‘ATUN”. Kamu tau atun? Iya Atun pemeran dalam sinetron “Si DOEL” yang memiliki rambut mekar hampir kribo, berkulit hitam, dan gendut. Waktu itu aku duduk dibangku kelas VII. Aku masih saja tak peduli dengan penampilanku. aku yang cengeng , pemalas, selalu saja meratapi hidup, aku yang bodoh didalam kelas, aku yang minder, aku yang selalu mengeluh, aku yang pendiam.. Bagaimana tak mengeluh? Diluar sana teman-temanku selalu saja mencemooh aku, menyudutkan diriku. Harusnya keluargaku adalah obat dan penyemangat buat menjadikan aku be optimist and confident. But,,,, mereka sama saja dengan orang-orang diluar sana.
Aku termasuk anak yang tertutup, kalo abis di ejek temen atau pun dapet nilai jelek ataupun temen kelas tak ada yang mau menjadikan aku anggota kelompoknya aku diam dan tidak cerita ke orang tua. Yang bisa kulakukan hanya menangis. Apa yang salah dari diriku. Hingga mereka pun tak mau berkelompok denganku? Aku malas untuk berangkat sekolah. Hingga orang tuaku mencubit agar aku bangun dari kasur terkutuk dan bersegera siap untuk berangkat menuntut ilmu.
Untuk pertama kalinya aku jatuh cinta. Jatuh cinta pada seseorang yang salah yang terlalu sempurna dan special buatku. Bagaimana tidak. Aku jatuh cinta pada wakil ketua osis yang smart, memiliki jiwa pemimpin, dan tentu manis dipandang mata. Yah awalnya hanya kekaguman tok dan akhirnya kekaguman itu mengakar dan semakin tumbuh. Dia hanya menyapaku dengan panggila Mar’ah pun aku sudah flying tidak karuan. Aku yakin dia mengerti akan perasaan ku walau tak pernah ku ungkapkan secara langsung. Namun, apalah aku. Aku yang terlalu berharap lebih. Aku yang tidak sadar diri akan aku. Aku yang buta diluar sana bukan aku saja yang mendambakannya. Untuk pertama kalinya.... aku menangisi perasaanku yang tak terbalas. Aku menangisi seseorang yang menjadi alasan aku rajin berangkat ke sekolah, aku menjadi selalu senyum dan semangat. “Dia telah berdua”  . ah mar’ah bodohnya kau terlalu percaya dirinya kau? Bagaimana mungkin lelaki yang special seperti itu akan membalas perasaan yg sama dengan gadis sepertimu? “ aku hanya bisa menangis menangis. Setelah 2 bulan aku tenggelam dan berhenti menangisinya, mungkin kini air mataku telah kering dipipi isakku telah hilang oleh senyap tapi kamu tau? Tangisan ini terus ada di hati kesedihan, rasa sakit ini tak akan hilang. Iya cinta pertamaku telah pergi. Dan itulah kenyataannya....
Pernah suatu ketika aku digosipkan bahwa aku menyukai teman lelaki sekelasku. Ah padahal ya rasaku biasa saja. Tia sahabatku yang iseng nyeletuk, eh fadli dapat salam dari mar’ah noh. Ehehe *gayanya bocah smp kan gitu ye... tapi fadli terlalu menganggap itu serius aku merasa ia menjadi dingin dan slalu menghindar dariku. Pernah tia mengadu kepadaku, ketiaka ia menitipkan salamku padanya, ia menjawab isshh ngapain gendut gitu juga. Jujur saja aku sakit hati bukan bukan karena ia mengabaikan aku, aku tak peduli dengan itu toh aku memang tak ada rasa apapun. Aku sakit hati karena apakah ia tak bisa menghargaiku dan menjaga ucapannya??
*********
Masa Smu ku
Aku belajar dari pengalamanku. Aku merubah sikapku. Aku lelah selalu dihina dan direndahkan oleh mereka. Aku mulai menjadi gadis yang rajin, semangat iya semangat buat orang tuaku, meskipun rasa minder itu masih melekat, cengeng itu tak mau  lepas. Buatku dengan menangis aku bisa tenang dan lebih baik. Dan kadang buatku juga dengan makan plus ngemil banyak kesedihanku seakan sirna. Itulah yang membuat tubuhku makin subur. Aku mulai mengikuti les tambahan matematika, b.inggris di rumah. My life style is monoton. Yang hanya pulang sekolah, makan, istirahat, membantu orang tua, dan malamnya belajar belajar dan belajar. Di sajadah malam itu aku selalu merintih, mengeluh dan menangis berharap aku bisa jadi juara kelas dan membuktikan kpada para penghina aku tak serendah yang mereka pikirkan.
Ketika itu aku merasa langit mendengar doaku, malaikat-malaikat meng-aamiin kan doaku, dan Dia sang Maha menjabah doaku. Aku berhasil menjadi juara kelas. Dan aku dipertemukan oleh 2 teman yang luar biasa, teman yang bisa memotivasiku, teman yang hobi berorganisasi. Tapi sungguh disayangkan aku tak tertarik dengan organisasi. Terlebih ketua osisku yang sekarang adalah wakil osisku dulu di SMP. Di smu aku lebih merasa dihargai. Jika ada tugas kelompok banyak yang ingin bersamaku. Guru-guru pun mengenalku. Terlebih guru matematika dan guru kimia. Mmm namn yah seperti itu dalam dunia sosialisasi aku masih saja selalu minder, dan tak bisa berinteraksi dengan baik.
Awal pertengan semester awal, aku suka dengan teman lelakiku yang beda kelas, aku mengenalnya ketika dia bermain basket dilapangan sekolah. Diam-diam aku menyukainya. Aku hanya tau namanya yang aku tau juga dia pandai di bidang matematika. Dan selalu memperhatikan sikapnya secara diam-diam. Hehehe... ketika aku duduk di bangku kelas XI aku berhasil masuk ke jurusan favorit dan dambaan ku yaitu XI-IPA “Alhamdulilah”.... dan yang membuat ku syok aku sekelas dengan dia, itu lho dia yang aku suka secara diam. Semakin hari semakin lama aku mengenaknya cowo yang smart, pendiam, hobi melukis dan bermaen basket,  selalu menjaga kebersihan, dan terlihat cool. Yah meskipun ia menjadi musuh lagi-lagi musuh dalam belajar. Ehehehe. Aku selalu sekelompok dengannya bahkan agak akrab. Aku pintar menyembunyika rasaku yang mengakar semakin lebat. Aku rasa “ I’m Falling in Love” . dan kamu tau apa? Ternyata banyak adek kelas yang menyukainya juga. Huh, selalu saja setiap aku jatuh cinta ada saja saingannya.
Aku tak bisa memendam rasa ini. Aku rasa dia lelaki yang tak peka. Kamu tau? Semakin rasa ini ku pendam semakin aku menggila sendiri? Ohhh haruskah ku ungkapkan rasa? Ataukah harus tetap ku jaga kehormatan perasaanku. Aku hanya takut ketika dia mengeahui itu dia akan menghindar dan menjauhiku.

2 tahun lebih rasa ini kubiarkan mengalir hanya 2 temanku yang mengetahui aku suka. Dan pernah menjadi rumor kelas. Aku tak kuasa. Aku nekad mengukapkannya. Aku bilang aku suka padanya lewat pesan singkat itu. Tapi kamu tahu apa??? Hal yang aku takutkan sungguh terjadi. Dia menjauh dan menghindar dariku. Tuhan selalu saja seperti ini? Apakah orang gendut sepertiku dilarang untuk jatuh cinta?. Apa yang salah dari gadis gendut. Mengapa gadis gendut selalu saja dipojok dan disudutkan. Katakan padaku apa yang salah dari diriku ini?










Dua minggu setelah kuungkapkan rasa, dua minggu itu juga ia tak menegur ataupun berbicara denganku. Entahlah aku rasa aku #kapok jatuh cinta. Apalagi harus mengungkapkannya.
Lagi lagi dan lagi aku menangis menagis terisak-isak. Aku makan dan ngemil banyak. Yah alhasil kurus itu mustahil bagi diriku. Aku memilih untuk puasa. Iya banyak yang bilang puasa itu melatih kesabaran. Aku berusaha menyibukkan diriku ke hal-hal yang bermanfaat seperti membantu orang tua, membaca novel, bermain dengan anak kecil atau degan adekku. Perasaan ingin makan itu pun perlahan menghilang. Aku berusaha untuk memperbaiki diri. Peduli akan penampilan fisikku. Aku rajin olahraga, menjaga pola makan, rajin melulurkan badan intinya merawat tubuh.
Waktu itu aku memiliki berat badan 59 dengan tinggi 150cm. dan Alhamdulilah berat badanku turun 5 kg menjadi 54kg. Aku pergi ke salon untuk meluruskan rambutku (smoothing rambut). Aku berusaha untuk konsisten menjaga pola makanku.
Masa kuliahku ( It’s my life Now !!!! )
Umurku tepat 17 tahun saat memasuki bangku kuliah. Inilah kehidupan sesungguhnya. Jauh dari orang tua, tak ada lagi nasehat dari guru, dan belum ku temukan teman yang menurutku teman, serta berbagai masalah selalu datang menerpa. Terutama tentang cinta. Aku trauma untuk jatuh cinta. Namun, tak munafik. Aku iri (jeaous) terhadap teman yang memiliki pacar. Aku tak tau bagaimana rasanya diperhatikan dan di sayangi. Aku ingin hallayaknya mereka. Memang semenjak kuliah ada beberapa lelaki yang dekat dan care tapi aku tak suka. Hati ini masih belum bisa bersikap bijak ketika yang datang bukan dambaanku.
Suatu ketika aku dikenalkan kepada teman lelaki kk kelasku. Jujur saja aku meng-iyakan untuk berkenalan. Ya toh sekadar menambah teman. Kita kenalan hanya lewat BBM, entahlah aku merasakan hal yang berbeda...
Kamu tau apa? Hidupku menjadi lebih indah, dia datang bah malaikat, membuatku berarti sebagai wanita, membuat hariku selalu tersenyum, dia telah mencuri hatiku.. sebulan kita berkenalan dan bertemu, aku menyandang gelar “ Berpacaran “ wowww untuk pertama kalinya, di umur 17 tahun itu. lelaki tampan, sipit nan baik hatinya. Untuk pertama kalinya ada lelaki yang selalu antar-jemput, untuk pertama kalinya ada lelaki yg memberikan perhatiannya padaku, untuk pertama kalinya ada lelaki yang selalu mentraktirku ketika makan. untuk pertama kalinya ada lelaki yang membuatku manja dan nyaman. untuk pertama kalinya aku merasa diriku sempurna, u know i’m feel beautiful in the word and I’m very happy with him.  Sayangnya, hal itu hanya berlangsung 3 bulan lamanya. Aku mengakhiri hubungan ini.  Dia telah pergi membawa sepotong hatiku. Hidupku merasa nestapa tanpanya. Putus cinta itu memang wajar, yang tidah wajar adalah putus tapi masih cinta. Kalimat itulah yang pas untukku saat ini.
Namun, aku yakin akan tiba saatnya akan indah pada waktunya. Aku percaya Dia telah menyiapkan yang lebih baik untukku.

Pelajaran hidup untukku :
Kenyataan bahwa diri kita itu indah patut dipuji, patut disyukuri apapun adanya diri kita.
Jadilah tubuh bernyawa yang benar-benar membahagiakan penciptanya.

Diriku adalah diriku, bukan dirimu atau dirinya.

Kenapa mesti malu menjadi diri sendiri, sedangkan ketentuan takdir sudah menunjuk telak ke badan ini, bahwasanya inilah diriku, jalanku, dan semuanya tergantung padaku.

Aku memutuskan untuk menjadi wanita mandirii, tegar, dan wanita serba bisa. Aku tak peduli lagi apa kata meraka.

Aku ingin beristiqamah menjaga perasaan dan cinta. read : #udah putusin aja, I believe (jomblo bermanfaat Married bermanfaat) <<-- Recomended

Aku fokus untuk menuntut ilmu dan selalu optimis dan percaya diri.


Nb: ini curhatan pribadiku lho,, entahlah kalianpun akan berkomentar apa. Whatever :) 




1 Komentar:

Pada 17 Desember 2013 pukul 06.02 , Blogger Unknown mengatakan...

bru pertama baca dan komentar ku adalah cool men.... lanjutkan,,, hahaha

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda